Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan

Selasa, 28 Mei 2013

Tugas 1


SOAL

1.     1.   Suatu zat makanan di tetesi dengan larutan iodin menimbulkan warna biru.senyawa apakahyang terkandung dalam zat makanan tersebut?
2.    2 .   Bagai mana cara membedakan amilum dengan glikogen di laboratorium?
3.    3.    Mengapa selulosa tidak dapat di cerna dalam tubuh?
4.    4.    Apakah perbedaan dan persamaan dari AMILUM, GLIKOGEN,dan SELULOSA???
5.   5.      Sebutkan sumber bahan yang mengandung:
·         Amilum
·         Glikogen
·         Selulosa
6.    6 .    Jelaskan perbedaan amilosa dan amilopeptin?
7.    7 .  Apakah hasil hidrolisis sempurna dari amilum glikogen dan selulosa?
8.    8.    Polisakarida (amilum,glikogen, dan selulosa ) merupakan polimer. Tergolong polimer apakah ketiga polisakarida tersebut bila                              di tinjau dari :
·         Asalnya
·         Reaksi polimerisasinya
·         Jenis monomernya
9.    9.    Apakah kegunaan polisakarida berikut ini :
·         Amilum
·         Selulosa

Jawab
1.     1.   Amilum (pati)

2.      2.  Yaitu dengan cara menetesi iodium, apabila memberi warna biru berartia amilum tetapi bila memberi warna merah berarti glikogen

3.      3.  Karena di dalam tubuh tidak terdapat ENZIM untuk memecah selulosa

4.       4. Persamaan :  ketiganya polisakarida golongan D-glukosa ,rumus molekul sama dan rantai                                                                          polimer

Perbedaan :
·         a. Amilum (Pati) 
Amilum (pati) merupakan sumber karbohidrat yang paling penting yang terbentuk dari proses fotosintesis tumbuhan.  Sifat-sifat amilum (pati) adalah sebagai berikut. 
1. Pati tidak larut dalam air dan memberi warna biru dengan larutan iodium. 
2. Pati terdiri atas dua bagian, bagian yang lurus disebut amilosa dan bagian yang bercabang disebut amilopektin. 
3. Tidak dapat mereduksi pereaksi fehling. 
4. Hidrolisis pati dengan asam encer menghasilkan glukosa. Pada hidrolisis pati terjadi zat antara yaitu dekstrin. Dekstrin masih merupakan polisakarida dan digunakan untuk perekat. Dekstrin dengan iodium memberikan warna merah.  

·         b. Glikogen 
Glikogen adalah polisakarida yang disimpan dalam tubuh hewan (dalam hati) sebagai cadangan karbohidrat. 
Sifat-sifat glikogen adalah sebagai berikut. 
1. Glikogen disebut juga pati hewan yang tidak larut dalam air dengan iodium memberi warna merah. 2. Pada hidrolisis dengan enzim amilosa (dari pankreas) terurai menjadi maltosa dan kemudian menjadi glukosa. 
3. Tidak dapat mereduksi pereaksi fehling.  

·         c. Selulosa 
Selulosa merupakan polisakarida penyusun dinding sel tumbuhtumbuhan. Kapas sebagian besar terdiri atas selulosa. 
Sifat-sifat selulosa: 
1. Selulosa tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pereaksi Scheitzer, yaitu larutan tetramino tembaga (II) hidroksida. 
2. Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat dicerna oleh sapi dan hewan lain dengan bantuan bakteri. Dengan asam encer dapat terhidrolisis menjadi glukosa. 
3. Dengan HNO3 pekat dan H2SO4 pekat terjadi selulosa nitrat yang digunakan untuk pembuatan film dan cat semprot. Kegunaan selulosa yang penting adalah untuk rayon dan kertas. Polisakarida yang lain adalahinulin pada pati dahlia dan kitin pada invertebrata.

5.     5 .     -  Amilum atau pati terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian
   -  Glikogen terdapat pada otot hewan dan manusia
   -  selulosa terdapat pada tumbuhan

6.        6      Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas molekul-molekul  glukosa -1,4-glikosidik . Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut dalam air, yang mempunyai berat molekul antara 50.000-200.000, dan bila ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru.   sedangkan
        Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri  atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4-glikosidik  dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut dalam air dan mempunyai   berat molekul antara 70.000 sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu hingga merah .

7.   7.     – hidrolisis amilum menghasilkan Glukosa
  – hidrolisis glikogen menghasilkan Maltosa kemudian menjadi glukosa
  – hidrolisis selulosa menghasilkan glukosa

8.    8.    – asalnya : terdapat/termasuk polimer atom
  – reaksi : polimerisasi
  – jenis monomernya : homopolisakarida (satu jenis monomer)

9.    9.    Fungsi amilum
        Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.

Fungsi selulosa
Fungsi dasar selulosa adalah untuk menjaga struktur dan kekakuan bagi tanaman. Selulosa bertindak sebagai kerangka untuk memungkinkan tanaman untuk menahan kekuatan mereka dalam berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda. Itulah sebabnya dinding sel tanaman kaku dan tidak dapat berubah-berubah bentuk..

Selasa, 21 Mei 2013

TUGAS 3 KIMIA ORGANIK




TUGAS 3

1. Bagaimanakah cara mengidentifikasi adanya protein dalam bahan makanan?
Uji biuret adalah salah satu cara pengujian yang memberikan hasil positif pada senyawa-senyawa yang memiliki ikatan peptida. Pengujiannya dapat dilakukan dengan cara : larutan yang mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian diberi beberapa tetes larutan CuSO4 encer. Terbetuknya warna ungu, menunjukkan hasil positif adanya protein.

2. Apakah yang dimaksud glikoprotein? Berikan contohnya!
Glikoprotein adalah suatu protein yang mengandung rantai oligosakarida yang mengikatglikan dengan ikatan kovalen pada rantai polipeptida bagian samping.
Contoh: Ditemukan dalam berbagai situasi yang berbeda di dalam cairan dan jaringan, termasuk membran sel.

  3. Apakah yang dimaksud denaturasi protein? Sebutkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi protein!
Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas.
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi protein:
·  Suhu yang tinggi (panas)
·  Pengaruh asam (perubahan pH yang ekstrim)
·  Pelarut organik, zat kimia tertentu, urea, detergen (pengaruh basa)
·  Pengaruh garam
·  Karena pengaruh mekanik (goncangan)

      3. Mengapa protein yang mengalami denaturasi menjadi kehilangan fungsi biologisnya?
Sebagai Contoh “Telur yang dipanaskan”, baik digoreng maupun direbus, memang akan mengalami perubahan fase, dari cair menjadi padat. Perubahan ini terjadi akibat suhu tinggi saat memasak daoat mengacaukan ikatan hidrogen dan memicu interaksi hidrofobik (interaksi menolak air) dalam telur. Hal ini membuat molekul penyusun protein telur.
Nah, karena sebagian protein menjadi rusak, maka protein telur mengalami perubahan struktur (disebut denaturasi protrin) dan mengalami pengendapan, sehingga jadilah telur yang dimasak itu menjadi padat. Selain itu, kebanyakan protein akan kehilangan fungsi biologisnya ketika mengalami denaturasi. Oleh karen itu, ketika kita memasak telur, usahakan tidak memanaskannya dengan suhu terlalu tinggi, karen dapat menghilangkan fungsi proteinnya.

4. Apakah urea CO(NH2)2 menunjukkan uji yang positif terhadap uji biuret?
Urea bukan merupakan protein, namun karena urea mengandung gugus –NH2 (amin) yang mempunyai kesamaan dengan gugus protein sehingga membentuk warna ungu sebagai hasil reaksi antara Cu2+ dengan –NH. Oleh karena itu urea memberikan hasil positif pada uji biuret. Pada pemanasan urea terbentuk gelembung gas dan mengeluarkan bau ammonia yang sangat menyengat.

5. Apakah yang dimaksud struktur kuarterner protein?
Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik.






7.  Suatu Sampel ditetesi larutan NaOH, Kemudian Larutan tembaga(II) sulfat yang encer menghasilkan warna ungu. Bila sampel dipanaskan dengan HNO3 pekat kemudian dibuat alkalis dengan NaOH terjadi warna jingga. Apakah yang dapat anda simpulkan dari Uji di Atas?

Pada sampel terkandung protein dengan adanya ikatan peptida yang positif dari uji biuret dan adanya fenil (Cincin Benzene) yang positif uji Xantoproteat.
8.  Suatu sampel memberi hasil yang positif terhadap uji ninhidrin dan biuret tetapi negatif terhadap penambahan larutan NaOH dan Pb(NO3)2. Kesimpulan apakah yang dapat diperoleh dari fakta tersebut?
Pada sampel terdapat protein dengan adanya asam amino bebas dari uji ninhidrin (+) dan adanya ikatan peptida dari uji biuret (+) tetapi sampel tidakmengandung PbS karena uji belerang yang negatif (-).

9.   Apakah yang dimaksud dengan enzim? Berikan contohnya!
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Contoh: -. Amilase :Berfungsi memecah pati atau glikogen.
                    -. Invertase: Menghidrolisis sukrosa pada gula bukan pereduksi
                    -. Enzim pektin

10. Bila 20 molekul glisin berpolimerisasi membentuk polipeptida. Berapakah massa molekul relatif polipeptida yang terbentuk? Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16).
 

Mr Glysine = 75 g/mol
Jadi, 20 molekul glysine = 20 x 75 g/mol
                                                 = 1500 g/mol


Pada sampel terkandung protein dengan adanya ikatan peptida yang positif dari uji biuret dan adanya fenil (Cincin Benzene) yang positif uji Xantoproteat.


Pada sampel terdapat protein dengan adanya asam amino bebas dari uji ninhidrin (+) dan adanya ikatan peptida dari uji biuret (+) tetapi sampel tidakmengandung PbS karena uji belerang yang negatif (-).

Jumat, 22 Maret 2013

tugas 2 uji kuantitatif




Uji Kuantitatif

Untuk penetapan kadar karbohidrat dapat dilakukan dengan metode fisika, kimia, enzimatik, dan kromatografi (tidak dibahas).

1. Metode Fisika
Ada dua (2) macam, yaitu :

a. Berdasarkan indeks bias
Cara ini menggunakan alat yang dinamakan refraktometer, yaitu dengan rumus :
X = [(A+B)C - BD)]
4
dimana :
X = % sukrosa atau gula yang diperoleh
A = berat larutan sampel (g)
B = berat larutan pengencer (g)
C = % sukrosa dalam camp A dan B dalam tabel
D = % sukrosa dalam pengencer B

b. Berdasarkan rotasi optis
Cara ini digunakan berdasarkan sifat optis dari gula yang memiliki struktur asimetrs (dapat memutar bidang polarisasi) sehingga dapat diukur menggunakan alat yang dinamakan polarimeter atau polarimeter digital (dapat diketahui hasilnya langsung) yang dinamakan sakarimeter (http://food4healthy.wordpress.com/2008/10/11/analisis-karbohidrat/ 2009).
Menurut hokum Biot; “besarnya rotasi optis tiap individu gula sebanding dengan konsentrasi larutan dan tebal cairan” sehingga dapat dihitung menggunakan rumus :
[a] D20 = 100 A
L x C
dimana :
[a] D20 = rotasi jenis pada suhu 20 oC menggunakan
D = sinar kuning pada panjang gelombang 589 nm dari lampu Na
A = sudut putar yang diamati
C = kadar (dalam g/100 ml)
L = panjang tabung (dm)
sehingga C = 100 A
L x [a] D20 

2. Metode Kimia
Metode ini didasarkan pada sifat mereduksi gula, seperti glukosa, galaktosa, dan fruktosa (kecuali sukrosa karena tidak memiliki gugus aldehid). Fruktosa meskipun tidak memiliki gugus aldehid, namun memiliki gugus alfa hidroksi keton, sehingga tetap dapat bereaksi.
Dalam metode kimia ini ada dua (2) macam cara yaitu :

a. Titrasi
Untuk cara yang pertama ini dapat melihat metode yang telah distandarisasi oleh BSN yaitu pada SNI cara uji makanan dan minuman nomor SNI 01-2892-1992.

b. Spektrofotometri
Adapun untuk cara yang kedua ini menggunakan prinsip reaksi reduksi CuSO4 oleh gugus karbonil pada gula reduksi yang setelah dipanaskan terbentuk endapan kupru oksida (Cu2O) kemudian ditambahkan Na-sitrat dan Na-tatrat serta asam fosfomolibdat sehingga terbentuk suatu komplek senyawa berwarna biru yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.

3. Metode Enzimatik
Untuk metode enzimatis ini, sangat tepat digunakan untuk penentuan kagar suatu gula secara individual, disebabkan kerja enzim yang sangat spesifik. Contoh enzim yang dapat digunakan ialah glukosa oksidase dan heksokinase Keduanya digunakan untuk mengukur kadar glukosa.

a. Glukosa oksidase
D- Glukosa + O2 oleh glukosa oksidase à Asam glukonat dan H2O2
H2O2 + O-disianidin oleh enzim peroksidase à 2H2O + O-disianidin teroksdasi yang berwarna cokelat (dapat diukur pada l 540 nm).

b. Heksokinase
D-Glukosa + ATP oleh heksokinase à Glukosa-6-Phospat +ADP
Glukosa-6-Phospat + NADP+ oleh glukosa-6-phospat dehidrogenase à Glukonat-6-Phospat + NADPH + H+ Adanya NADPH yang dapat berpendar (memiliki gugus kromofor) dapat diukur pada l 334 nm dimana jumlah NADPH yang terbentuk setara dengan jumlah glukosa.